Strategi Pergerakan dan Perjuangan Politik dalam Siroh Nabawiyah
(Syaikh Munir Muhammad al-Ghadban)
Buku Manhaj Haraki terbitan Robbani Press ini mengupas secara rinci gerakan dakwah Rasulullah sejak masa kenabihan sampai masa wafatnya beliau.
Terdiri dari 2 jilid, jilid satu mengupas strategi dakwah mulai dari periode sembunyi-sembuyi sampai periode pendirian negara dan penguatan pilar-pilarnya.
Bahasan buku yang diterbitkan dengan kata pengantar K.H. Rahmat Abdullah (almarhum) memuat pokok-pokok sbb:
Pendahuluan — 1
Apa yang Dimaksud dengan Manhaj Haraki — 10
BAGIAN PERTAMA
PERIODE PERTAMA
BERDA’WAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI DAN MERAHASIAKAN STRUKTUR ORGANISASI
Karakteristik Periode Pertama
• Karakteristik Pertama: Da’wah Secara Rahasia
• Karakteristik Kedua: Pelaksanaan Da’wah atas Dasar Pilihan
• Karakteristik Ketiga: Berda’wah Melalui Intelektualitas Da’i dan Status Sosialnya
• Karakteristik Keempat: Da’wah Secara Umum
• Karakteristik Kelima: Peranan Wanita pada Periode Sirriyah
• Karakteristik Keenam: Shalat
• Karakteristik Ketujuh: Pengetahuan Orang Quraisy tentang Da’wah
• Karakteristik Kedelapan: Hidup Berdampingan antara Kaum Muslimin dan Orang Lain
• Karakteristik Kesembilan: Memfokuskan pada Pembinaan Aqidah
• Karakteristik Kesepuluh: Berda’wah secara Terang-terangan Setelah Terbentuk Kader-Kader Inti yang Kuat
PERIODE KEDUA
BERDA’WAH SECARA TERANG-TERANGAN
DAN MERAHASIAKAN STRUKTUR ORGANISASI
Beberapa Nash tentang Periode Ini
• Di Atas Bukit Shafa
Karakteristik Periode Kedua
• Karakteristik Pertama: Da’wah kepada Keluarga Dekat
• Karakteristik Kedua: Berpaling dari Kaum Musyrikin
• Karakteristik Ketiga: Rambu-Rambu Da’wah Baru
• Karakteristik Keempat: Da’wah Secara Umum
• Karakteristik Kelima: Sirriatu at-Tanzhim
• Karakteristik Keenam: Al-Qur’an Sumber Penerimaan
• Karakteristik Ketujuh: Pertemuan Rutin dan Kontinu
• Karakteristik Kedelapan: Shalat Secara Tersembunyi di Berbagai Lorong
• Karakteristik Kesembilan: Menekankan Aspek Spiritual
• Karakteristik Kesepuluh: Membela Diri dalam Keadaan Darurat
• Karakteristik Kesebelas: Sabar Menanggung Siksaan dan Penindasan di Jalan Allah
• Karakteristik Kedua Belas: Orang-Orang Lemah Boleh Menampakkan “Kemurtadan”
• Karakteristik Ketiga Belas: Usaha Menyelamatkan Orang-Orang Lemah dengan Segala Sarana yang Memungkinkan
• Karakteristik Keempat Belas: Jalan Kedua untuk Melindungi Melalui Jalan Hijrah
• Karakteristik Kelima Belas: Mencari Tempat yang Aman bagi Da’wah dan Basis Baru sebagai Titik Tolak Pergerakan
• Karakteristik Keenam Belas: Memanfaatkan Undang-Undang Masyarakat Musyrik (Undang-Undang Perlindungan dan Jaminan Keamanan)
• Karakteristik Ketujuh Belas: Usaha-Usaha Negatif yang Dilakukan Musuh dalam Menghadapi Da’wah
• Karakteristik Kedelapan Belas: Usaha-Usaha Negatif dalam Peperangan; Upaya Pembunuhan para Qiyadah (Pemimpin)
• Karakteristik Kesembilan Belas: Jahriyah Kedua: Islamnya Hamzah dan Umar serta Mengumumkan Tantangan kepada Masyarakat Jahiliyah
• Karakteristik Kedua Puluh: Mengumumkan Tantangan dan Peranan Orang-Orang yang Punya Pribadi Kepemimpinan
• Karakteristik Kedua Puluh Satu: Pengejaran Musuh terhadap Komunitas Islam dan Keberhasilan Kaum Muslimin dalam Menggagalkannya
• Karakteristik Kedua Puluh Dua: Kecerdasan Utusan
Islam dalam Berdialog dengan Raja
• Karakteristik Kedua Puluh Tiga: Tidak Ada Toleransi dalam Soal Aqidah
• Karakteristik Kedua Puluh Empat: Mengobarkan Peperangan di Barisan Sekutu Kaum Muslimin dan Gagalnya Makar ini karena Keteguhan dan Kerahasiaan
• Karakteristik Kedua Puluh Lima: Perundingan Langsung antar Rasulullah saw. dan Quraisy: Alternatif Perdamaian
• Karakteristik Kedua Puluh Enam: Netralnya Sebagian Tokoh dan Kabilah Akibat Perundingan
• Karakteristik Kedua Puluh Tujuh: Solidaritas Kesukuan untuk Melindungi Pimpinan (Abu Thalib, Bani Hasyim, dan Bani Muthalib
• Karakteristik Kedua Puluh Delapan: Blokade Ekonomi dan Pemboikotan Umum untuk Menghancurkan Da’wah dan Para Sekutunya
• Karakteristik Kedua Puluh Sembilan: Letupan-Letupan Jahiliah Menghancurkan Blokade dan Pemboikotan
• Karakteristik Ketiga Puluh: Peranan Wanita dalam Jihad, Da’wah, dan Sirriyah pada Periode ini
• Karakteristik Ketiga Puluh Satu: Perlawanan secara Damai
• Karakteristik Ketiga Puluh Dua: Memanfaatkan Unsur-Unsur Persamaan antara Islam dan Ideologi Lain
• Karakteristik Ketiga Puluh Tiga: Tidak Melepaskan Satu Bagian Ajaran Sekalipun Demi Perlindungan
PERIODE KETIGA
MENDIRIKAN NEGARA
Karakteristik Periode Ketiga
• Karakteristik Pertama: Mencari Pembelaan di Luar Mekah
• Karakteristik Kedua: Mencari Jaminan Keamanan dari Musuh di Mekah
• Karakteristik Ketiga: Mencari Pembelaan dan Perlindungan dari Kabilah-Kabilah untuk Menyampaikan Da’wah
• Karakteristik Keempat: Kegagalan Perundingan
• Karakteristik Kelima: Mengarahkan Pandangan kepada Markas Bertolaknya Gerakan
• Karakteristik Keenam: Bai’at Pertama dan Nilai-nilainya yang Baru
• Karakteristik Ketujuh: Izin untuk Melakukan Peperangan
• Karakteristik Kedelapan: Persiapan Pembahasan Tegaknya Negara
• Karakteristik Kesembilan: Manifesto Politik (Bai’at)
• Karakteristik Kesepuluh: Memperkokoh dan Mempertegas Bai’at
• Karakteristik Kesebelas: Pembentukan Pemerintahan Islam Melalui Pemilihan
• Karakteristik Kedua Belas: Pemimpin Menentukan Pertempuran
• Karakteristik Ketiga Belas: Pimpinan Menentukan Kelahiran Negara Islam
• Karakteristik Keempat Belas: Dimulainya Perang Informasi Antara Kedua Negara
• Karakteristik Kelima Belas: Memilih Tempat Hijrah dan Membentuk Komunitas di dalamnya secara Sirriyah
• Karakteristik Keenam Belas: Konspirasi Musuh untuk Membunuh Qiyadah
• Karakteristik Ketujuh Belas: Kecerdasan Perencanaan Manusia dalam Hijrah
• Karakteristik Kedelapan Belas: Basis Baru Bergabung kepada Islam
• Karakteristik Kesembilan Belas: Pengumuman Pertama untuk Syi’ar-Syi’ar Ibadah
• Karakteristik Kedua Puluh: Keberhasilan Khittah dan Sampainya Pimpinan Tertinggi ke Puncak Pimpinan
BAGIAN KEDUA
PERIODE KEEMPAT
NEGARA DAN PENGUATAN PILAR-PILARNYA
Karakteristik Periode Keempat
• Karakteristik Pertama: Gencatan Senjata Bersama Musuh-Musuh Selain Kaum Quraisy dan Sekutu-Sekutunya
• Karakteristik Kedua: Membangun Basis yang Kokoh
• Karakteristik Ketiga: Deklarasi Negara Islam
• Karakteristik Keempat: Opsi Perang
• Karakteristik Kelima: Komunitas Kaum Paganis di Madinah
• Karakteristik Keenam: Menceraiberaikan Komplotan Itu dengan Sentimen Nasionalisme dan Kekeluargaan Karakteristik Ketujuh: Upaya Pemecahbelahan Barisan Islam
• Karakteristik Kedelapan: Musuh Meremehkan Norma-Norma Demi Kepentingan Sendiri
• Karakteristik Kesembilan: Bahaya Mengancam Qiyadah
• Karakteristik Kesepuluh: Kondisi Perang dan Bersatunya Semua Kekuatan Melawan Islam
• Karakteristik Kesebelas: Mengumumkan Perang kepada Musuh
• Karakteristik Kedua Belas: Pengukuhan Jati Diri Islam Menjelang Konfrontasi
• Karakteristik Ketiga Belas: Konfrontasi Fisik dalam Perang Badar dan Furqan yang Ada padanya
• Karakteristik Keempat Belas: Kubu Orang-Orang Munafik, Kemunculannya, Bahayanya, dan Penyusutannya
• Karakteristik Kelima Belas: Keberadaan Yahudi di Madinah dan Pembersihannya
• Karakteristik Keenam Belas: Malam Tribulasi Panjang dan Bahayanya
• Karakteristik Ketujuh Belas: Berita Gembira di Tengah Tribulasi
• Karakteristik Kedelapan Belas: Aksi Sabotase dan Pengaruhnya dalam Menebarkan Rasa Takut dalam Barisan Lawan
• Karakteristik Kesembilan Belas: Peran Media Massa dalam Perang
• Karakteristik Kedua Puluh: Meningkatnya Jumlah Personil dan Sarana Perang
• Karakteristik Kedua Puluh Satu: Pengerahan Upaya Manusia
• Karakteristik Kedua Puluh Dua: Peran Serta Wanita dalam Perang
• Karakteristik Kedua Puluh Tiga: Strategi Jenius Seorang Pimpinan
• Karakteristik Kedua Puluh Empat: Pertolongan Allah di Tengah Tribulasi
• Karakteristik Kedua Puluh Lima: Tarbiyah Ilahiyah pasca-Perang
Indeks
.::.Alim Mahdi.::.