Saya (Alim Mahdi) sendiri sebagai nara sumber dan dipandu oleh Mas Gatot yang mengupas serba-serbi Zakat dan Lembaga Amil Zakat itu sendiri.
Program DSM On Air: “Kesenggol Berkah” ini dapat diikuti oleh para pendengar baik via SMS maupun telpon. Beberapa pertanyaan yang mengemuka antara lain tentang pengertian LAZ apakah sama dengan LSM, peran LAZ dalam pembangunan khususnya di Bali, potensi dana zakat di Bali, juga pertanyaan kritis apakah dana zakat itu bisa digunakan untuk membantu non muslim.
Saya berkesempatan menjelaskan bahwa kemiskinan itu bersifat universal. Kemiskinan tidak memandang siapapun mereka, apa latar belakang mereka, dan di mana mereka berada.
Kemiskinan bisa datang tiba-tiba, karena bencana alam, konflik social, perang, merupakan cara pemiskinan massal yang cepat. Maka siapapun bisa miskin. Tak peduli tadinya ia anak gubernur atau anak wali kota. Karena kemiskinan melanda siapapun, dimanapun dalam konsisi apapun. Maka Lembaga zakat tidak boleh mementingkan satu golongan. Atau menelantarkan kelompok lain karena perbedaan latar belakang. Karena Zakat ditujukan untuk golongan mustahik. Siapapun yang masuk dalam golongan itu, berhak atas dana zakat.
Mbak Vera, yaitu pendengar yang bertanya via telpon tentang apakah zakat bisa diberikan kepada Nenek sendiri apa tidak?. Juga ada Pak Putu yang sharing tentang penyaluran Zakat. Dan ada juga beberapa pertanyaan tentang kepercayaan masyarakat terhadapap LAZ dan Program DSM Bali.
Perlu diketahui bahwa Potensi Dana Zakat di Bali sektiar Rp. 51.000.000.000,- (Rp. 51 milyar). Sebaliknya di Bali angka kemiskinan masih ada (Data BPS 2006) sebanyak 147.044 KK, Pengangguran 103.830 orang, Anak putus sekolah 1.686 anak. Apabila dana ZIS itu dapat dikelola dengan baik maka cukup besar untuk membantu penanggulangan permasalahan kemiskinan di Bali.
Dengan dana sebesar itu (Rp.51 M) kita bisa mendirikan Sekolah Gratis, Rumah Sakit Gratis dan Bali Pelatihan Kerja bagi orang-orang yang tidak mampu. meningkatkan kepercayaan dan profesionalisme Lembaga Amil Zakat. Maka LAZ perlu transparansi dalam laporan keuangan dan di audit oleh KAP juga harus berkreasi menghadirkan program-program yang dibutuhkan masyarakat.
Seperti program-program yang ditujukan pada Pembelaan masyarakat tertindas (Program Kemanusiaan) Perlindungan Anak (Rumah asuh, beasiswa dan pendidikan gratis dan anak yatim piatu), Pemberdayaan Perempuan (Pemberdayaan Ekonomi bagi kaum Ibu), Pembelaan Buruh, Program Kemandirian, Balai Latihan Kerja, Bengkel Kemandirian, (Institut Kemandirian) dan Kesehatan Masyarakat (Klinik/Layanan Kesehatan Madani, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma). Sehingga program yang dibuat bukan atas kemauan LAZ tetapi karena kebutuhan masyarakat tentunya. Wallahu’alam
4 Comments
semoga zakat dapt disalurkan bagi orang-orang yg benar-benar membutuhkan. Kalau data angka kemiskinan di Pemerintahan banyak gak valid, jadi mesti didata ulang.
Mas, atas nama kepanitiaan Kopdar di Panti Asuhan Tat Twam Asi, Bali Blogger Community haturkan terima kasih atas bantuannya melalui DSM Bali. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Mas dan DSM Bali. Amin
thanks mbok Wirati atas komennya…
Thanks Mas Hendra, trimakasih.. maaf baru dibalas hehe.