Kepala BPS Bali Ida Komang Wisnu menyampaikan hal itu di Denpasar, Selasa (1/7) kemarin. Didampingi jajarannya, ia menyebutkan garis kemiskinan sendiri justru meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 6,4 persen. Pada Maret 2007 sebesar Rp 165.954,00 per kapita menjadi Rp 176.569,00 per kapita per bulan Maret 2008. ‘Kemiskinan dimungkinkan menurun dengan adanya pertumbuhan ekonomi kita yang cukup baik dan sejalan dengan peningkatan di sektor pariwisata,’ ujar Wisnu.
Di pihak lain, seperti yang diprediksi sebelumnya, kenaikan harga BBM memicu tingkat inflasi di Bali. Data yang diperoleh dari Berita Resmi Statistik BPS Propinsi Bali menyebutkan, inflasi Kota Denpasar pada bulan Juni 2008 mencapai 1,78 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 106,95 (perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2007=100). Padahal, trend tahun-tahun sebelumnya menunjukkan, tingkat inflasi bulan Juni cukup rendah.
‘Bulan Juni 2006 inflasi hanya 0,47 persen. Kemudian turun untuk tahun berikutnya menjadi 0,06 persen. Namun tahun ini karena kenaikan harga BBM, inflasinya jadi setinggi itu,’ ujar Wisnu.
Meski meningkat, inflasi di Bali masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 2,46 persen. Hal ini dikatakan Wisnu, disebabkan faktor psikologis masyarakat Bali yang tidak serta merta bergejolak dengan adanya kenaikan harga BBM. Pola konsumsi di Bali dinilai stabil meskipun dihadapkan pada situasi kenaikan harga BBM tersebut.
Dilanjutkan Wisnu, sumbangan terhadap inflasi dipicu kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok barang dan jasa. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,02 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,65 persen, kelompok sandang 0,03 persen, kelompok kesehatan 0,05 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,28 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 7,71 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks 0,09 persen. (Sumber: Bali Post – Rabu, 02 Juli 2008)